APBN 2023

Setoran Bea Cukai Turun, Ini Kata Menkeu

Untuk pertama kali sejak pandemi, kinerja kepabeanan dan cukai alami kontraksi

By | Selasa, 14 Maret 2023 18:06 WIB

Menkeu Sri Mulyani (foto: Belasting)
Menkeu Sri Mulyani (foto: Belasting)

JAKARTA, BELASTING—Penerimaan negara yang berasal dari kepabeanan dan cukai terkumpul senilai Rp53,27 triliun hingga Februari 2023 dan porsinya mencapai 17,57% dari target APBN 2023.

Penerimaan kepabeanan dan cukai turun sebesar 6,13% secara tahunan/year on year (yoy). Hal itu disebabkan penurunan tajam dari penerimaan bea keluar, yakni kontraksi 69% dibandingkan tahun lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penurunan bea keluar imbas dari harga CPO yang anjlok. Selain itu, volume ekspor komoditas mineral menurun, terutama mineral yang dilarang ekspor.




“Secara keseluruhan hingga Februari 2023, penerimaan bea cukai terkumpul Rp53,27 triliun, atau mencapai 17,57% dari target. Ini [penerimaan] turun 6,13% dari tahun lalu,” ujarnya dalam Konpers APBN Kita, Selasa (14/3/2023).

Secara terperinci hingga Februari 2023, penerimaan dari bea masuk terkumpul Rp7,88 triliun. Kemudian bea keluar sejumlah Rp2,04 triliun, dan penerimaan cukai hasil tembakau sejumlah Rp42,27 triliun.

Selanjutnya, Sri Mulyani menerangkan masing-masing komponen penerimaan. Pertama, bea masuk terkumpul Rp7,88 triliun atau tumbuh sebesar 15,64% yoy. Menurutnya, bea masuk tumbuh karena ada pelemahan kurs rupiah, dan penerimaan dari komoditas utama masih tumbuh.



Kedua, bea keluar terkumpul sejumlah Rp2,04 triliun atau kontraksi sebesar 69% yoy. Menkeu menyebut penyebabnya adalah penurunan harga CPO, dan penurunan volume ekspor, terutama mineral seperti tembaga dan bauksit.

Ketiga, cukai hasil tembakau (CHT) terkumpul sejumlah Rp42,27 triliun atau kontraksi tipis sebesar 0,01%% yoy. Adapun penurunan tipis itu disebabkan turunnya pemesanan pita cukai bulan Desember 2022, yang dilunasi pada Februari 2023.

“Jadi keseluruhan penerimaan bea masuk tumbuh 15,6%, cukai tidak tumbuh atau 0%, bea keluar turun tajam 69% terutama karena harga CPO turun, dari US$1700/MT menjadi US$900/MT, sehinga bea keluar mengalami penurunan,” kata Sri Mulyani. (das)



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :