JAKARTA, BELASTING—Unit vertikal Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) mendampingi pelaku usaha di daerah dalam mengekspor komoditas hasil pertanian dan tangkapan laut ke China dan Malaysia.

Kegiatan pendampingan dilakukan oleh Bea dan Cukai Tembilahan, Cilacap, dan Ambon. Adapun perolehan devisa ekspor dari ketiga kegiatan tersebut sedikitnya senilai Rp69,02 miliar.

Kasubdit Humas dan Penyuluhan DJBC, Hatta Wardhana mengatakan pada kegiatan pertama, Bea dan Cukai Ambon mendampingi PT Wahana Lestari Investama mengekspor 1.138 ton udang Vannamei.

“Komoditas Vannamei shrimp sebanyak 1.032.570 Kg diekspor ke negara tujuan China, dengan devisa ekspor sebesar CNY 30,42 juta [atau setara Rp67,7 miliar],” ujarnya, dikutip Minggu (26/3/2023).

Hatta menjelaskan hasil laut berupa udang vannamei itu dimuat dalam kapal MV FU YUAN YUYUN 01 yang akan diberangkatkan ke China. Dia bilang proses pemuatan memakan waktu 3 hari lamanya.

Selanjutnya, Hatta menyampaikan pihak Bea dan Cukai Cilacap, Jawa Tengah, melakukan asistensi kepada PT Hasil Melimpah. Perusahaan tersebut mengekspor sebanyak 29 ton ikan layur beku ke China

Itu merupakan ekspor perdana yang dilakukan PT Hasil Melimpah dan Hatta berharap kegiatan itu mampu mendorong budaya ekspor di Cilacap. Adapun nilai ekspor perdana komoditas ikan layur sejumlah Rp1,3 miliar.

Sementara pada kegiatan ekspor ketiga, Bea dan Cukai Tembilahan, Riau, mendampingi PT Bekawan Agro Mandiri mengekspor 1 ton gula kelapa cetak. Hasil pertanian daerah Riau itu akan dikirim ke negara tetangga, Malaysia.

“Komoditas itu akan dirikim ke Malaysia melalui Pelabuhan Parit 6, Tembilahan, Indragiri Hilir, dengan total nilai ekspor sebesar US$1.423 [atau setara Rp21,7 juta],” kata Hatta. (das)