Meski Harga Pangan dan Energi Naik, BI Optimis Inflasi Tidak Lampaui 4%
JAKARTA, BELASTING – Bank Indonesia (BI) percaya diri inflasi tahun ini tidak akan melampaui 4% meski harga-harga seperti pangan dan energi naik.
Ini disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) II, Rabu (13/4/2022).
“Dari asesmen secara keseluruhan, kami masih confident inflasi bisa terjaga di sasaran yaitu 2%-4%,” katanya.
Perry mengatakan inflasi pada bulan Maret 2022 berada di angka 2,6%.
Angka itu masih di kisaran batas bawah target BI. Meurutnya, keberhasilan itu juga tidak terlepas dari peran pemerintah menjaga pasokan harga pangan.
Namun ia menegaskan akan tetap memantau kenaikan harga-harga ke depan.
Hanya, BI tidak akan merespon kenaikan harga-harga dalam konteks dampak pertama atau first round impact. Yang direspon oleh BI adalah dampak rambatan dari kenaikan harga-harga itu terhadap inflasi.
“Yang kita respon dampak rambatannya kalau inflasi berdampak fundamental, yang indikatornya tentu saja inflasi inti,” katanya.
Sebelumnya pada Jumat lalu (8/4/2022), BI memperkirakan inflasi pada April 2022 akan naik jadi 3,20 yoy (year-on-year).
Terpisah, Kepala Ekonom Bank Central Asia, David Sumual, memperkirakan inflasi 2022 secara tahunan akan berada di atas 3%, atau masih di kisaran batas atas target BI.
Namun bila pemerintah jadi menaikkan harga Pertalite dan elpiji 3 kg, di semester II/2022 terbuka kemungkinan inflasi akan melampaui 4%.
Sebab wacana kenaikan harga Pertalite, elpiji 3 kg, telah menyebabkan ekspektasi inflasi naik, Kondisi itu bisa menyebabkan inflasi tetap tinggi di semester II/2022.
“Kalau misalkan itu [Pertalite dan lain-lain] naik, keliatannya akan di atas batas target atas BI 4%,” katanya. (bsf)
KOMENTAR
Silahkan berikan komentar dengan baikTulis Komentar Anda :