KINERJA APBN 2022

Defisit APBN Tahun Ini 3,9%, Tahun Depan Harus Di Bawah 3%

Pembiayaan utang yang menurun ini tidak terlepas dari kinerja penerimaan negara yang membaik.

By | Jum'at, 12 Agustus 2022 13:39 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Setkab.go.id)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Setkab.go.id)

JAKARTA, BELASTING—Defisit APBN 2022 diperkirakan mencapai 3,9% terhadap produk domestik bruto (PDB), atau lebih rendah dari target 4,5% di Perpres 98/2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan mengatakan kondisi APBN sudah lebih sehat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari pembiayaan utang yang menurun.

"Diharapkan defisit APBN kita tetap bisa lebih rendah yakni 3,9%, ebih rendah dari target 4,5% yang ada di Perpres," ujarnya dalam konferensi APBN Kita, Kamis (11/8).




Semula defisit APBN dalam UU APBN 2022 dirancang 4,85% terhadap PDB. Angka itu kemudian direvisi melalui Perpres 98/2022 menjadi 4,5% terhadap PDB. Kemudian, pemerintah menargetkan turun lagi menjadi 3,92%.

Tahun depan, sesuai dengan amanat Perpu Nomor 1 Tahun 2020, defisit APBN 2023 harus di bawah 3% terhadap PDB.

Menurutnya, pembiayaan utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) turun 54,1%, dari tahun lalu digunakan sebesar Rp487,4 triliun menjadi hanya Rp223,9 triliun hingga 31 Juli 2022.



Pembiayaan utang yang turun ini tak terlepas dari kinerja penerimaan negara yang kembali tumbuh tinggi ditopang oleh kenaikan harga komoditas. Sehingga, pada Juli 2022 APBN kembali surplus.

"Situasi pembiayaan APBN kita masih terjaga secara baik dan ini menunjukkan perbaikan luar biasa. Ini adalah indikator kesehatan APBN kita mulai kita perbaiki. Pembiayaan utang merosot tajam 49,5%," jelasnya.

Selain itu, pembiayaan utang melalui pinjaman juga turun 169,7%. "Ini artinya APBN makin diupayakan pulih kesehatannya," imbuhnya. 

Kemudian, pemerintah juga masih memiliki kerja sama dengan Bank Indonesia melalui SKB I dan III. Dalam hal ini BI membeli SBN pemerintah sebagai standby buyer.

"Ini yang akan kita terus jaga supaya kesehatan APBN untuk menjadi faktor sentimen positif, sehingga pemulihan ekonomi bisa terus berlangsung," pungkasnya. (Isa)



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :