HARGA BBM

Subsidi Energi Berkurang Rp165 Triliun pada 2023, Sinyal BBM Naik Makin Kuat

Asumsi harga minyak dunia US$90 dinilai terlalu rendah.

By | Rabu, 17 Agustus 2022 22:25 WIB

Foto ilustrasi.
Foto ilustrasi.

JAKARTA, BELASTING – Sinyal bahwa pemerintah akan menaikkan harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi makin kuat.

Ini terlihat dari paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Nota Keuangan RAPBN 2023, Selasa (16/8/2022), terutama terkait pos subsidi BBM dan dana kompensasi.

“Khusus subsidi yang mencapai Rp 502 triliun tahun ini, termasuk subsidi energi dan kompensasi, tahun depan anggarannya adalah Rp 336,7 triliun,” katanya.




Sekadar informasi, subsidi energi pada 2022 ini memang mencapai Rp502,4 triliun.

Dengan target baru pada 2023 sebesar Rp336,7 berarti ada pengurangan sebesar Rp165,7 triliun.

Menkeu juga menjelaskan penyesuaian ini terkait dengan asumsi harga minyah mentah dunia yang diperkirakan berada di level US$90 per barel.



Hanya masalahnya, asumsi pemerintah atas harga minyak dunia pada 2023 itu dinilai terlalu optimis.

Direktur Eksekutif Energi Watch, Mamit Setiawan, mengatakan bahwa beberapa lembaga internasional sudah memperkirakan harga minyak mentah pada 2023 berada di level US$95 per barel.

Bila harga minyak dunia melampaui harga asumsi pemerintah, maka nilai subsidi sebesar Rp336,7 triliun itu akan makin kecil, dan konsekuensinya harga BBM harus dinaikkan.

Mamit memperkirakan BBM Pertalite misalnya akan naik jadi Rp10.000 per liter pada 2023.

"Saya kira harga minyak ke depan paling tidak di atas USD 95 per barel. Kalau pun menang harus ada kenaikan, saya kira paling tidak Pertalite di angka Rp 10.000 [per liter],” katanya.

Saat ini harga Pertalite di DKI Jakarta masih Rp7.650 per liter.

Dalam catatan Belasting, sinyal bahwa pemerintah akan menaikkan harga BBM sebenarnya sudah terlihat sejak beberapa bulan terakhir.

Jokowi misalnya sudah beberapa kali menyinggung harga BBM di negara lain seperti Singapura yang mencapai Rp27 ribu dan di Jerman yang mencapai Rp31 ribu per liter.

“Kita ini Pertalite Rp7.650 (per liter), Pertamax Rp12.500 (per liter). Negara lain sudah jauh sekali. Kenapa harga kita masih seperti ini ? Karena kita tahan terus, tapi subsidi makin besar. Sampai kapan kita begini? Ini PR kita semua, menahan harga itu berat," kata Jokowi dalam acara Evaluasi Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, Selasa, 24 Mei 2022.

Jokowi kembali menyinggung soal subsidi energi yang terlalu besar pada 12 Agustus 2022.

"Apakah angka Rp502 triliun itu terus kuat kita pertahankan? Kalau bisa Alhamdulillah, artinya rakyat tidak terbebani. Tapi kalau APBN tidak kuat bagaimana?" katanya

Sinyal keras juga disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.

Ketika ditanya awak media mengenai penyesuaian harga BBM, dia mengakui penyesuaian harga Pertalite sedang dalam kajian.

Ini (penyesuaian harga) juga termasuk dalam kajian yang sedang dilakukan, nanti akan dilihat dan dievaluasi sama-sama, harga minyak mentah nggak turun-turun ya,” katanya, Senin (15/8/2022).

Dengan pengurangan subsidi energi pada 2023 menjadi hanya Rp336,7 triliun, maka hampir bisa dipastikan pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi. (bsf)



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :