Pemerintah Sebut Kenaikan Harga BBM Bikin APBN Hemat Rp48 Triliun
JAKARTA, BELASTING -- Pemerintah menyatakan kenaikan harga BBM membuat beban subsidi BBM menyusut jadi sekitar Rp49 triliun.
Ini disampaikan Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, dalam diskusi Energy Corner di Jakarta, Senin (5/9/2022).
Suhasil menjelaskan bahwa nilai subsidi energi di APBN 2022 memang ditetapkan sebesar Rp502,4 trliun.
Namun, angka itu diperkirakan akan terlampaui.
Pasalnya, kuota BBM bersubsidi yang sudah ditetapkan tidak mencukupi karena konsumsi masyarakat terlalu tinggi.
Kuota Pertalite yang sebesar 23 juta kiloliterdan solar bersubsidi yang sebesar 15,1 juta kiloliter, diprediksi akan habis pada Oktober 2022.
Artinya, pemerintah harus menambah produksi Pertalite dan solar bersubsidi agar dua jenis BBM itu tetap ada hingga akhir tahun.
Pemerintah kemudian menambah kuota Pertalite sebanyak 6 juta kiloliter lagi hingga menjadi 29 juta kiloliter, sedangkan solar bersubsidi ditambah 2 juta kiloliter hingga menjadi 17,1 juta kiloliter.
Penambahan kuota BBM bersubsidi ini yang membuat limit subsidi Rp502,4 triliun akan terlampaui.
Suhasil menjelaskan berdasarkan outlook pemerintah, jumlah subsidi akan membengkak jadi Rp698 triliun.
Namun outlook Rp698 triliun itu perhitungan dengan harga lama.
Setelah harga Pertalite dan Solar naik, outlook Rp698 triliun itu turun jadi sekitar Rp650 triliun, alias hemat Rp48 triliun.
"Kalau dengan kenaikan harga [BBM bersubsidi[ kemarin dan berlaku September sampai Desember, estimasi kita subsidi ini menjadi sekitar Rp650 triliun," kata Suahasil. (bsf)
KOMENTAR
Silahkan berikan komentar dengan baikTulis Komentar Anda :
TERPOPULER
-
PERLINDUNGAN KONSUMEN
Berlaku Curang, Tiga Pompa SPBU di Jalur Mudik Kena Segel
-
PABRIK COREBOARD PAPER
Indonesia Royal Kantongi Izin Fasilitas Kawasan Berikat