RAPBN 2023

Menkeu Wanti-Wanti Faktor Eksternal Ikut Pengaruhi Asumsi Makro RAPBN

Gejolak internasional masuk kalkulasi pemerintah susun anggaran negara tahun depan

By | Kamis, 22 September 2022 17:50 WIB

Menkeu Sri Mulyani (foto: Kemenkeu)
Menkeu Sri Mulyani (foto: Kemenkeu)

JAKARTA, BELASTING—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan perjalanan dalam menyusun dan melaksanakan APBN dan APBD ke depannya akan semakin menantang.

Menkeu Sri Mulyani mengatakan saat ini dunia tengah menghadapi tantangan yang jauh lebih rumit. Terlebih lagi, setiap tantangan akan berimplikasi pada keuangan masing-masing negara.

“Dalam hal ini [tantangan] akan mempengaruhi seluruh asumsi-asumsi yang kita gunakan di dalam menyusun APBN,” ungkapnya dalam Rakernas Akuntansi, Kamis (22/9/2022).




Sri Mulyani menyebutkan beberapa tantangan yang dialami oleh global dan Indonesia sendiri mencakup inflasi karena adanya disrupsi harga pangan, minyak, dan energi.

Selain itu, ada tantangan akibat kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh The Fed atau bank sentral Amerika Serikat guna meredam inflasi. Kini, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 3%-3,25%.

Menkeu mengatakan kenaikan suku bunga tersebut perlu diwaspadai, sebab bisa berdampak terhadap arus modal (capital flow) di dalam negeri sehingga menjadi bergejolak atau volatile.



Kendati ada berbagai tantangan dan gejolak, Sri Mulyani menyampaikan bahwa APBN tetap akan berfungsi sebagai shock absorber.

Dengan kata lain, APBN berfungsi untuk meredam krisis, baik pangan ataupun energi, dan fungsi itu diproyeksikan melalui alokasi, distribusi dan stabilisasi anggaran dengan transparan dan memadai.

“Gejolak-gejolak maupun dinamisme yang terjadi itu tidak boleh di underestimate. APBN harus tetap berfungsi sebagai penjaga negara dan bangsa,” kata Sri Mulyani. (das)



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :