KEBIJAKAN EKONOMI

Hadapi Dobel Risiko Resesi dan Inflasi 2023, Ini Kata Menkeu

Alarm waspada mulai berdering atas risiko ekonomi tahun depan

By | Rabu, 23 November 2022 16:59 WIB

Menkeu Sri Mulyani (foto: Belasting)
Menkeu Sri Mulyani (foto: Belasting)

JAKARTA, BELASTING—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan tanggapan mengenai ancaman reflasi, yakni kombinasi resesi dan inflasi yang diperkirakan terjadi tahun depan.

Menkeu Sri Mulyani mengatakan pemerintah tetap mewaspadai faktor-faktor yang berasal dari gejolak perekonomian global, yang dapat memengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023.

“Kalau dari sisi proyeksi [pertumbuhan ekonomi], kami tetap menggunakan yang di dalam UU APBN kita yang asumsinya di 5,3%,” ujarnya kepada awak media di Gedung Kementerian Keuangan, pada Rabu (23/11/2022).




Sri Mulyani menyampaikan pemerintah menyambut tahun 2023 dengan optimis, namun waspada. Menurutnya, pemerintah optimis karena ada beberapa indikator yang menunjukkan terjaganya perekonomian domestik.

Diantaranya berkat pemulihan ekonomi, kinerja pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2022 sampai kuartal III/2022, peningkatan investasi, ekspor, konsumsi masyarakat, serta belanja pemerintah.

Dia menuturkan semua indikator itu menjadi tanda bahwa momentum pemulihan masih berjalan. Dia juga menyebutkan bahwa sisi supply atau pasokan turut menyokong optimisme pemerintah.



Itu tercermin dari peningkatan industri manufaktur yang membuat PMI dalam zona ekspansif. Lalu meningkatnya sektor perdagangan, pertambangan, pertanian, serta jasa yang selama ini terimbas pandemi, seperti transportasi, hotel, dan pariwisata.

Itu sebabnya Menkeu merasa optimistis menyambut kuartal IV/2022 dan 2023 mendatang. Namun dia kembali menegaskan bahwa pemerintah juga memandang tahun 2023 dengan kewasapdaan.

Terutama karena adanya goncangan atau turbulence ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina, yang menyebabkan inflasi, pengetatan kebijakan moneter di banyak negara, serta pengetatan kebijakan covid-19 di Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

“Kata-kata waspada itu menggambarkan downside risk-nya muncul sangat kuat. Nah, seberapa downside risk ini nanti kita lihat sampai akhir tahun ini,” kata Sri Mulyani. (das)



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :