Ekspansi Manufaktur Melambat, Ini Sebabnya

BELASTING, Jakarta - Ekspansi manufaktur pada September 2023 mengalami perlambatan. Salah satunya akibat terdampak pelemahan permintaan di pasar ekspor.
Perlambatan ekspansi manufaktur ditunjukkan oleh Indeks Kepercayaan Manufaktur (IKI) September 2023 yang dirilis Kementerian Perindustrian. IKI September 2023 hanya di level 52,51.
IKI=50,0 mengindikasikan kondisi manufaktur yang stagnan, IKI<50,0 menunjukkan konstraksi, dan IKI>50,0 mengindikasikan level ekspansi.
“IKI September 2023 sebesar 52,51, tetap ekspansi meskipun melambat 0,71 poin dibandingkan Agustus 2023,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif saat rilis IKI September 2023 di Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Perlambatan ekonomi di Tiongkok, salah satunya akibat krisis sektor properti, turut menjadi sumber perlambatan ekonomi dunia termasuk juga berdampak bagi Indonesia. Hal ini tampak pada nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok pada Agustus 2023 mengalami penurunan 6,71% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kondisi tersebut menunjukkan penurunan permintaaan dunia. Di sisi lain kondisi inflasi mereda karena harga komoditas mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan preferensi konsumen di dunia untuk menahan konsumsi meningkat.
Meskipun demikian, ekonomi Indonesia masih terjaga. IKI September masih menunjukkan nilai ekspansi, meski melambat.
Penurunan nilai IKI karena adanya peningkatan persediaan produk pada hampir seluruh subsektor manufaktur. Kondisi tersebut menunjukkan produksi pada September ini belum banyak terserap di pasar baik ekspor maupun dalam negeri.
Banyaknya barang impor yang beredar di dalam negeri juga menyumbang penurunan IKI dalam tiga bulan ini, khususnya untuk sektor-sektor yang IKI-nya mengalami kontraksi, seperti industri tekstil dan produk tekstil, dan industri keramik.
Meskipun demikian, secara umum kepercayaan industri pada September 2023 masih stabil. Sebanyak 44,8% pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya bulan ini tetap atau stabil.
Sebanyak 17 subsektor industri masih berekspansi dengan kontribusi 88,2% pada share PDB industri pengolahan nonmigas triwulan II tahun 2023.
Subsektor industri logam dasar mengalami kenaikan nilai IKI dan berubah dari kontraksi menjadi ekspansi pada bulan ini. Pemenuhan permintaan untuk pembagunan IKN diduga telah mendorong kinerja industri logam dasar.
Adapun enam subsektor mengalami kontraksi pada September 2023. Sektor ini berkontribusi 11,8% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas triwulan II 2023.
Subsektor ini adalah industri tekstil; industri pakaian jadi; industri kayu, barang kayu dan gabus, industri barang galian bukan logam; industri furniture dan industri pengolahan lainnya.
Industri barang galian bukan logam mengalami kontraksi karena penurunan produksi industri kaca dan keramik, sedangkan untuk industri semen dilaporkan mengalami peningkatan produksi.
Selain sebagian besar manufaktur masih ekspansif, pelaku usaha umumnya optimistis terhadap kondisi enam bulan ke depan.
Di sisi lain, tingkat pesimisme pelaku usaha cukup menghawatirkan pada September ini. Pelaku usaha yang menyatakan pesimis bertambah 2,4% yaitu sebesar 11,6%, tambah Febri.
Hal ini disebabkan ketidakpastian di pasar global, selain adanya kenaikan harga energi, serta serbuan produk impor. (*)
KOMENTAR
Silahkan berikan komentar dengan baikTulis Komentar Anda :
TERPOPULER

-
PRODUK KOKEDAMA
Pot Hias Sabut Kelapa dari Malang Masuk Pasar Jepang