LABUAN BAJO, BELASTING-Presiden Joko Widodo menargetkan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo mencapai 1 juta. 

Menurut Jokowi, target ini diharapkan tercapai karena Labuan Bajo masuk sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas (DPSP). 

“Target pertama Labuan Bajo ini harus minimal satu juta (wisatawan) karena memang airport-nya kapasitasnya seperti itu," ujar Jokowi saat mengunjungi Labuan Bajo, dikutip Jumat (22/7/2022).

Untuk mencapai target tersebut, penataan kawasan dan infrastruktur pendukung pariwisata di Labuan Bajo dilakukan dalam dua tahun ke belakang.  

“Dari penataan di Pulau Rinca, kemudian penataan di pelabuhan lama di Marina, kemudian juga infrastruktur jalan yang dilebarkan dan juga ada yang diperpanjang, kemudian memperpanjang runway, dan memperluas terminal airport Komodo,” kata Jokowi. 

"Saya juga sudah sampaikan ke Menteri Pariwisata, Pak Sandiaga Uno. Bahwa pemeliharaan kawasan Labuan Bajo tanggung jawab antara pemerintah pusat, pemerintah daerah," lanjutnya. 

Menurut Jokowi, keramahan menjadi hal utama dalan melayani wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Hal-hal kecil tersebut perlu dijaga karena akan menjadi "jualan" dalam menggaet wisatawan.

"Itu akan dilihat oleh turis, oleh wisatawan nusantara. Dia kembali atau tidak, karena ini, salah satunya karena hal-hal seperti itu. Keramahan kita dalam melayani wisatawan itu juga sangat penting,” ujarnya.

Dalam kunjungannya ke Labuan Bajo, Jokowi juga menyinggung soal konservasi habitat Komodo di Pulau Komodo dan Pulau Padar. 

Bagi wisatawan yang ingin melihat langsung hewan endemik tersebut, Jokowi menyarankan untuk berkunjung ke Pulau Rinca.

“Untuk wisatawan diberikan di Pulau Rinca sehingga ini kita benahi untuk wisatawan dan juga untuk komodonya. Komodo di Pulau Rinca dan di Pulau Komodo itu, komodonya juga sama, wajahnya juga sama. Jadi kalau mau lihat komodo, silakan ke Pulau Rinca, di sini ada Komodo,” tuturnya. (sds)

“Mengenai bayarnya berapa? Tetap. Tapi kalau mau, ‘Bapak, saya pengin sekali melihat yang di Pulau Komodo’ ya silakan, enggak apa-apa juga, tapi ada tarifnya yang berbeda. Itu loh sebetulnya hanya simpel seperti itu, jangan dibawa ke mana-mana. Karena pegiat-pegiat lingkungan, pegiat-pegiat konservasi juga harus kita hargai mereka, masukan mereka,” tutupnya.