Apa itu Crowding Out Effect
JAKARTA, BELASTING -- Konferensi pers Kemenkeu sore ini, Senin, 13 Desember 2021, terkait strategi penerbitan SBN 2022 menyebut adanya upaya menghindari crowding out effect.
Untuk menghindari crowding out effect, pemerintah berencana menerbitkan SBN yang didominasi oleh SBN domestik, ditargetkan sampai 83%.
Tenor yang ditargetkan juga tenor jangka menengah dan panjang.
Sedang porsi SBN valuta asing (valas) hanya sedikit, ditargetkan antara 11-14%.
Apa itu crowding out effect?
Apa kaitannya dengan penerbitan SBN?
Crowding out effect adalah istilah untuk kondisi ketika penerbitan SBN yang terlalu agresif dengan bunga yang terlalu tinggi mengakibatkan dana investor tesedot ke SBN dan justru merugikan perbankan.
Akibatnya, pertumbuhan kredit perbankan pun melemah, karena sebagian besar dana tersedot ke surat utang.
Sebagai contoh, pada Agustus 2021 lalu pemerintah menerbitkan surat utang Saving Bond Ritel seri SBR009 dengan kupon 6,3% per tahun.
Pada saat bersamaan, nilai rata-rata bunga deposito di perbankan nasional (bank Himbara) adalah 3,7% per tahun.
Dari kacamata investor, akan lebih menguntungkan membeli SBR009 bila dibandingkan menyimpan uang dalam bentuk deposito di bank.
Sebab bunga yang diberikan SBN lebih tinggi, selisih 2,6% bila dibandingkan dengan deposito.
Selain itu perlakukan pajak investasi SBN juga lebih rendah dibanding pajak deposito, yaitu 10% dibanding pajak deposito yang sebesar 20%.
Bila berinvestasi di SBN lebih menguntungkan, lantas buat apa berinvestasi deposito di bank?
Bila fenomena ini terjadi terus-menerus, lama-lama dana investor akan tersedot ke SBN. Perbankan akan kalah.
Dampaknya, ketika uang yang mengalir ke perbankan sedikit, maka perbankan pun juga akan mengalami kekurangan uang untuk menyalurkan kredit ke sektor dunia usaha.
Ketika kredit yang disalurkan perbankan berkurang, maka pertumbuhan dunia usaha juga melambat, yang pada gilirannya akan berdampak pada daya beli masyarakat.
Inilah dampak negatif crowding out effect, ketika semua dana tersedot ke SBN dan perbankan kalah saing.
Penerbitan SBN 2022 yang direncanakan sebesar Rp991 triliun akan berusaha menghindari crowding out effect ini. (bsf)
KOMENTAR
Silahkan berikan komentar dengan baikTulis Komentar Anda :
TERPOPULER
-
NERACA PERDAGANGAN
Ekspor Februari 2024 Turun, Surplus Dagang RI Kian Menipis
-
THR dan GAJI KE-13
Pemerintah Cairkan THR dan Gaji ke-13, Cek Jadwal Pembayarannya
-
PENGHILIRAN SAWIT
Presiden Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah Pujakesuma
-
ASISTENSI UKM
Infiniti Sumber Alam Ekspor Perdana Kelapa dari Kendari