JAKARTA, BELASTING—Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot Selasa (22/2/2022) ditutup di Rp14.366, melemah 38,5 poin atau minus 0,27% dari sebelumnya Rp14.327.

Di kurs jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah ada di level Rp14.362 per dolar AS sore ini, melemah dari posisi kemarin Rp14.329 per dolar AS.

Mata uang di Asia juga kompak memerah. yen Jepang minus 0,07%, dolar Hong Kong minus 0,02%, dolar Singapura minus 0,14%, won Korea Selatan minus 0,06%.

Kemudian peso Filipina yang minus 0,13%, rupee India minus 0,55%, yuan China minus 0,03%, ringgit Malaysia minus 0,17%, dan baht Thailand minus 0,39%.

Di sisi lain, mata uang di negara maju nampak bervariasi. Franc Swiss minus 0,20%, dolar Kanada minus 0,06%, dolar Australia naik 0,22%, poundsterling Inggris minus 0,22%, dan euro Eropa naik 0,02%.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan nilai tukar dolar menguat terhadap seluruh mata uang Asia, termasuk rupiah dikarenakan ketegangan antara Rusia-Ukraina semakin memanas.

"Rusia memerintahkan pasukan ke daerah yang memisahkan diri dari Ukraina di wilayah timur dan barat berjanji akan memberikan sanksi sebagai tanggapan," kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Selasa (22/2).

Presiden Rusia Vladimir Putin pun mengakui dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina di wilayah timur sebagai wilayah merdeka. Ia memerintahkan Angkatan Darat Rusia mengerahkan pasukan ke daerah tersebut.

Sementara itu, nilai tukar rupiah masih sedikit tertahan dengan Program Pengungkapan Sukarela (PPS) yang berhasil membukukan penerimaan pajak sebesar Rp17,87 triliun.

"Nilai harta bersih dari seluruh peserta program pengungkapan sukarela atau PPS mencapai Rp17,87 triliun dalam 53 hari pelaksanaan program tersebut," katanya. (Isa)