PENGHINDARAN PAJAK

Menteri Bahlil Akui Dulu Taruh Uang di Singapura

Karena pengusaha banyak pencak silat, katanya.

By | Kamis, 21 Juli 2022 10:51 WIB

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Foto: istimewa).
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Foto: istimewa).

JAKARTA, BELASTING – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengakui kalau dulu sebelum jadi menteri, dia juga menaruh uangnya di Singapura.

Ini disampaikan Bahlil dalam konferensi pers realisasi investasi kuartal II-2022 (April-Juni), Rabu (20/7/2022).

Dalam konferensi pers itu Bahlil melaporkan invetasi pada kuartal II-2022 total mencapai Rp302,2 triliun.




Terdiri atas investasi asing sebesar Rp163,2 triliun atau setara 54.%, dan investasi domestik sebesar Rp163.2 triliun atau 46%.

Dari investasi, lima negara menempati posisi tertinggi, yaitu:

Singapura (US$2,3 miliar) Hong Kong (US41,4 miliar), Jepang (US$0,9 miliar), dan Amerika Serikat (US$0,8 miliar).



Namun Bahlil memberi catatan tersendiri mengenai investasi asing asal Singapura ini.

Dia curiga investasi itu aslinya adalah uang WNI yang kemudian dikirim balik.

Sebab, Singapura sudah lama terkenal sebagai tempat penyimpanan uang oleh para pengusaha Indonesia.

Selain itu Singapura juga terkenal sebagai hub.

Karena itu Bahlil menduga investasi asing asal Singapura sebenarnya tidak berasal dari investor Singapura, tapi dari WNI.

“Sekali lagi saya katakan, saya nggak yakin ini dana [Singapura]. Singapura ini sebagian besar uangnya dari Indonesia, dan sebagian lagi dari hub,” katanya.

Kecurigaan itu ternyata berasal dari pengalaman.

Bahlil mengakui kalau dulu ketika masih berstatus pengusaha, dia juga termasuk yang menaruh dananya di Singapura.

Tapi Bahlil menegaskan kalau itu dulu. Sekarang setelah jadi menteri, dia tidak lagi melakukan praktik itu. Semua dananya sudah ditarik ke Indonesa.

Dalam catatan Belasting, sebelum diangkat jadi menteri investasi pada April 2022, Bahlil memang sudah terkenal sebagai pengusaha.

Dia membangun PT Rifa Capital yang menjadi holding dari 10 perusahaan, dan merambah berbagai lini bisnis seperti shipping, tambang emas dan tambang nikel.

Bahlil bahkan pernah menjadi ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2015-2019.

“Yang jelas, uang saya sudah nggak ada di sana [Singapura]. Waktu dulu jadi pengusaha ada, sekarang sudah nggak ada, karena sudah ikut tax amnesty. Waktu jadi pengusaha kan banyak pencak silat," katanya. (bsf)



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :