KEBIJAKAN PAJAK INTERNASIONAL

Bhutan Pungut Pajak Turis US$200/Hari

Pelancong asing harus rogoh kantong lebih dalam saat kunjungi sisi Himalaya di Bhutan

By | Selasa, 27 September 2022 15:36 WIB

Benteng Tha Namkhai Dzong, Bhutan (foto: istimewa)
Benteng Tha Namkhai Dzong, Bhutan (foto: istimewa)

THIMPHU, BELASTING - Pemerintah Bhutan kembali membuka kunjungan internasional dengan pembaruan kebijakan pajak untuk para pelancong luar negeri.

Kegiatan pariwisata kembali bergerak dengan pembukaan pintu kedatangan internasional untuk para turis mulai 23 September 2022. Namun, ada ketentuan baru dengan pengenaan pajak turis senilai US$200/per hari atau setara Rp3,02 juta (kurs Rp15.130).

"Kami menargetkan pelancong yang sadar dan peka terhadap budaya, lingkungan dan kepentingan Bhutan," kata Ketua Tourism Council of Bhutan, Dorji Dradhul, Selasa (27/9/2022).




Dia menjelaskan perubahan pajak turis untuk mengantisipasi dampak kegiatan pariwisata yang berlebihan atau overtourism. Pasalnya, jumlah wisatawan terus meningkat setiap tahunnya.

Pada 2019, adanya lebih dari 300.000 turis asing yang datang ke Bhutan. Padahal jumlah penduduk negara di wilayah Pegunungan Himalaya itu hanya 770.000 orang.

Oleh karena itu, kebijakan fiskal dirombak selama Bhutan menutup kegiatan pariwisata selama 2,5 tahun akibat pandemi Covid-19. Beban pajak turis internasional dikerek naik.



Sebelumnya, pajak turis hanya US$65/hari yang sudah termasuk dalam biaya akomodasi selama melancong di Bhutan. Sekarang pajak ditetapkan US$200/hari dan merupakan beban tertinggi bagi wisatawan melebihi biaya untuk akomodasi dan pemandu wisata.

Selain pengendalian jumlah turis, kenaikan pajak bagi pelancong luar negeri juga untuk membantu percepatan pemulihan industri pariwisata. Pasalnya, tidak ada kunjungan internasional sejak pandemi Covid-19 pada awal 2020.

"Pada tahun ini diperkirakan 15.000 kedatangan turis asing di luar negara kawasan Asia Selatan dan tahun depan diproyeksikan akan melewati 22.000 orang dan mencapai 56.000 orang pada 2025," ujarnya seperti dilansir Nikkei Asia. (das)



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :