JAKARTA,BELASTING - Ditjen Pajak (DJP) masih memiliki pekerjaan rumah untuk menjadi organisasi yang kuat dalam pengelolaan dan penggunaan data.

Direktur Data dan Informasi Perpajakan (DIP) DJP, Dasto Ledyanto mengatakan hasil penilaian accenture data maturity assessment score pada 2020 menunjukkan masih dibutuhkan upaya ekstra untuk menjadi organisasi berbasis big data analytic.  

"Sebelum 2021 dalam hal management data pernah dilakukan assessment saat pertama kali DIP baru dibentuk," katanya dalam acara Pengelolaan Data DJP, Selasa (22/11/2022).

Dasto Ledyanto memaparkan ada 5 aspek yang dinilai dalam keadalan DJP melakukan pengelolaan data. Kelima aspek itu antara lain  data menagement, data quality, data architecture, kemananan data dan data governance.

Hasil penilaian menunjukkan untuk aspek data menagement DJP mendapatkan nilai 2,07 dari skala 5. Kemudian data governance dengan nilai 2,52 dan keamanan data mendapatkan poin 2,87. Pada bidang arsitektur data mendapatkan nilai 2,95 dan untuk kualitas data mendapatkan nilai 2,32.

Dia menargetkan kinerja DJP dalam melakukan pengelolaan data akan meningkat dalam assesment pada tahun depan. Fokus peningkatan pada aspek data management yang pada hasil penilaian 2020 mendapatkan nilai 2,07.

"Pada management data itu agak rendah nilainya dengan 2,07. Dengan angka itu berarti organisasinya masih ad hoc dan standar banget dalam reportingnya," paparnya.

Dasto optimistis kinerja DJP dalam mengolah data dapat meningkat pada assessment 2023. Pasalnya, sejak terbentuknya unit kerja DIP sudah mulai dilakukan proses bisnis big data analytic melalui CRM-BI.

"Untuk tahun depan kita akan assessment lagi [ditargetkan] apakah bisa mencapai 3 poin karena sudah mulai kelola big data dengan lebih tersistem," ulasnya. (das)