JAKARTA, BELASTING—Ditjen Pajak (DJP) mengingatkan untuk tetap menjaga kerahasiaan nomor kode berupa Electronic Filing Identification Number (EFIN) yang diterbitkan DJP kepada wajib pajak.

Penyuluh pajak Direktorat P2 Humas DJP Dwi Langgeng mengatakan EFIN itu bersifat rahasia. Dia meminta wajib pajak untuk menjaga dan tidak membagikan EFIN dengan sengaja atau tidak sengaja kepada pihak lain.

“Jangan sampai disebarluaskan kepada siapa pun karena takut disalahgunakan, bahkan ketika orang pajak minta nomor EFIN-nya, jangan dikasih,” ujarnya dalam Tax Live, dikutip Senin (6/2/2023).

Dwi menjelaskan 10 digit EFIN yang menjadi identitas wajib pajak berguna untuk melakukan transaksi elektronik di DJP. Apabila wajib pajak melakukan transaksi secara manual, maka tidak memerlukan EFIN.

Transaksi elektronik yang dimaksud Dwi adalah layanan DJP Online. Di mana wajib pajak perlu memasukkan atau mencantumkan nomor EFIN untuk bisa masuk ke laman DJP Online.

Dia menyebutkan EFIN diperlukan ketika transaksi elektronik, diantaranya pelaporan SPT secara online melalui e-filing, atau menggunakan platform e-billing. Selain itu, mengaktivasi NIK sebagai NPWP secara mandiri di DJP Online.

EFIN pun menjadi andalan wajib pajak ketika lupa sandi akun pajak. Oleh karena itu, Dwi kembali menekankan kerahasiaan EFIN perlu dijaga karena EFIN berfungsi sebagai alat autentifikasi.

“Prinsipnya, EFIN itu melekat di NPWP. Satu EFIN itu untuk satu NPWP. Jadi semua wajib pajak pasti mempunyai nomor EFIN,” ungkap Dwi.

Perlu diingat, pemberian EFIN dilakukan satu kali. Wajib pajak yang lupa nomor EFIN-nya, bisa bertanya melalui platform Kring Pajak. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan mention Twitter @kring_pajak dengan menyertakan tagar #LupaEFIN.

Wajib pajak cukup mention satu kali agar tidak bertumpuk. Nantinya, kode EFIN akan dikirimkan oleh akun @kring_pajak melalui direct massages (DM) ke masing-masing akun wajib pajak yang bertanya. (das)