JAKARTA, BELASTING—Memasuki awal Februari 2023 sebanyak  2,1 juta wajib pajak sudah melaporkan Surat Pemberithuan (SPT) Tahunan untuk tahun pajak 2022.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak (DJP) Neilmaldrin Noor mengatakan jumlah itu terdiri dari 2.024.557 SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi dan 78.735 SPT Tahunan badan.

“Sampai dengan Minggu, 5 Februari 2023 total terdapat 2.103.292 SPT yang telah dilaporkan,” ujar Neilmaldrin kepada Belasting, pada Senin (6/2/2023).

Neilmaldrin mengimbau para wajib pajak untuk tidak menunda pelaporan SPT Tahunan. Dia bilang lebih baik melaporkan SPT Tahunan di awal musim pelaporan, dan tidak mepet batas waktu alias deadline.

Hal itu dia ungkapkan agar wajib pajak lebih nyaman jika sudah melaksanakan kewajiban pelaporan SPT Tahunan. Perlu diingat, ada tenggat atau batas waktu pelaporan bagi wajib pajak.

Untuk wajib pajak orang pribadi, paling lambat melakukan pelaporan SPT Tahunan 2022 pada 31 Maret 2023. Sementara untuk wajib pajak badan, paling lambat melaporkan SPT Tahunan pada 30 April 2023.

Wajib pajak yang merupakan karyawan dan membutuhkan bukti potong (bupot) untuk melaporkan SPT Tahunan, bisa meminta bupot ke bagian keuangan atau bendahara kantor masing-masing.

Setelah mendapatkan bukti potong, wajib pajak yang berstatus karyawan, baik swasta ataupun ASN, bisa langsung mengisi SPT Tahunan secara daring melalui DJP Online. Untuk memudahkan, wajib pajak bisa memilih saluran pelaporan e-filing dan mengisi SPT melalui website yang terkoneksi internet.

“DJP terus mengimbau wajib pajak untuk lapor pajak sekarang, karena lebih awal itu lebih nyaman,” kata Neilmaldrin. (das)