PEMILU 2024

Jokowi Yakin Golkar Tak Sembrono Pilih Capres 2024

Manuver politik mulai dilakukan para elite sebagai pemanasan menuju Pemilu

By | Sabtu, 22 Oktober 2022 12:24 WIB

Presiden Joko Widodo di HUT Partai Golkar (tangkapan layar)
Presiden Joko Widodo di HUT Partai Golkar (tangkapan layar)

JAKARTA,BELASTING - Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan menarik soal estafet kepemimpinan nasional saat menghadiri peringatan HUT Partai Golkar ke-58.

Presiden Jokowi menyampaikan sebagai partai politik besar, Golkar dinilai akan cermat dalam mengusung nama calon presiden dan calon wakil presiden pada 2024. Menurutnya, Partai Golkar sudah memiliki banyak pengalaman dalam kancah politik nasional.

"Saya yakin Golkar akan dengan cermat, akan dengan teliti, akan dengan hati-hati, tidak sembrono dalam mendeklarasikan calon presiden dan calon wakil presiden 2024. Saya juga meyakini bahwa yang akan dipilih oleh Partai Golkar, Capres maupun Cawapres adalah tokoh-tokoh yang bener, silahkan terjemahkan sendiri," katanya dikutip Sabtu (22/10/2022).




Jokowi memaparkan pentingnya kepemimpinan nasional yang kuat pada 2024. Pasalnya, kondisi ekonomi akan penuh ketidakpastian mulai tahun depan dengan banyak negara masuk dalam risiko resesi dan krisis ekonomi.

Menghadapi potensi permasalah tersebut dibutuhkan pemimpin dengan pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Ketidakpastian ekonomi tersebut perlu diantisipasi dengan stabilitas politik dan keamanan di dalam negeri.

Tantangan ekonomi sudah ditunjukkan dengan belasan negara yang menyampaikan permohonan mendapatkan bantuan dari International Monetary Fund (IMF). Jumlah negara tersebut berpotensi terus bertambah pada tahun depan.



Dia menekankan agenda pembangunan nasional tidak hanya bertumpu pada kapasitas ekonomi. Syarat pembangunan yang tidak kalah penting adalah mampu menjaga stabilitas politik dan keamanan di tengah ketidakpastian ekonomi global yang berpotensi memberikan dampak ke dalam negeri.

"Sekarang yang sudah masuk pasien IMF itu ada 14 negara, sudah masuk jadi pasien, dan 28 negara lagi sudah antre di depan pintunya IMF, diperkirakan akan muncul angka nanti 66 negara. Oleh sebab itu, betul-betul pemimpin ke depan ini harus kita piih yang memiliki jam terbang yang tinggi," terangnya.(das)



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :