BELANJA APBN

Ingatkan Belanja APBN Prioritas Produk Lokal, Jokowi: Pajak Dikumpulkan Dengan Sangat Sulit

Ingatkan belanja pemerintah harus dukung ekonomi domestik

By | Kamis, 16 Maret 2023 09:52 WIB

Presiden Joko Widodo (foto: Setkab RI)
Presiden Joko Widodo (foto: Setkab RI)

JAKARTA,BELASTING - Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan serapan belanja pemerintah harus memprioritaskan produk dalam negeri.

Presiden Jokowi mengatakan ketidakpastian ekonomi global wajib diwaspadai oleh pemerintah sebagai pengguna anggaran. Dia menyatakan dukungan terhadap ekonomi domestik wajib diperkuat dengan aktivitas belanja dalam APBN.

Menurutnya, uang belanja APBN seharusnya berputar di dalam negeri. Namun yang terjadi saat ini aktivitas belanja produk impor masih tinggi dari pagu belanja kementerian/lembaga dan BUMN.




"APBN itu uangnya penerimaan APBN, pendapatan di APBN itu didapatkan dari: pajak dari rakyat, dividen yang kita miliki di BUMN, royalti dari tambang-tambang yang ada, penerimaan bukan pajak yang juga kita dapatkan. Dikumpulkan dengan sangat sulit, tidak mudah. Kemudian, kita belikan produk impor. Kemudian, kita belikan produk buatan luar negeri, benar?," katanya dalam acara Business Matching Produk Dalam Negeri pada Rabu (15/3/2023).

Jokowi menegaskan langkah pemerintah untuk memprioritaskan belanja produk domestik tidak hanya dilakukan Indonesia. Negara seperti Amerika Serikat (AS) juga melakukan hal yang sama untuk mendukung kegiatan ekonomi di dalam negeri.

Dia menyatakan sudah ada upaya untuk meningkatkan serapan belanja APBN kepada produk lokal. Jumlah pelaku usaha domestik yang masuk dalam e-katalog belanja ditingkatkan dari 50.000 produk menjadi 3,4 juta produk.



Menurutnya, makin banyaknya produk lokal dalam e-katalog wajib dimanfaatkan oleh kementerian/lembaga dan tidak hanya sekedar masuk dalam sistem. Selain itu, dia menegaskan akan dilakukan upaya pengawasan terhadap penggunaan barang lokal yang hanya dikemas ulang dari barang impor.

"Jangan sampai saya dengar ini ada hanya diganti kulitnya, dalamnya tetap barang impor, repackaging. Dipikir saya enggak tahu. Ini hati-hati," tambahnya. (das)



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :