INDUSTRI KIMIA

Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Kaltim Amonium Nitrat

Pabrik KAN diharapkan mengurangi ketergantungan industri dalam negeri terhadap impor.

By | Jum'at, 01 Maret 2024 22:10 WIB

Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik Kaltim Amonium Nitrat di Bontang, Kamis (29/2/2024). - Foto Presiden.go.id
Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik Kaltim Amonium Nitrat di Bontang, Kamis (29/2/2024). - Foto Presiden.go.id

Belasting, JAKARTA-Presiden Joko Widodo meresmikan operasional pabrik amonium nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) di Kota Bontang, Kamis (29/2/2024). Fasilitas produksi ini diharapkan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia masih mengimpor beberapa komponen pupuk, termasuk amonium nitrat, yang merupakan bahan baku kunci. Pabrik KAN diharapkan menekan ketergantungan impor yang mencapai 21 persen menjadi 8 persen.

“Saya minta ekspansi ini diteruskan sehingga substitusi barang-barang impor itu bisa kita lakukan,” tegas Presiden.




Joko Widodo juga menekankan pentingnya upaya berkelanjutan untuk mencapai kemandirian dalam produksi barang dan produk lainnya, tidak terbatas hanya pada amonium nitrat.

Dengan demikian diharapkan Indonesia dapat sepenuhnya mengendalikan kebutuhan domestiknya dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyampaikan pabrik amonium nitrat ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin tinggi, tetapi juga membuktikan komitmen penghiliran industri.



Selain itu, mengurangi ketergantungan terhadap impor, hingga melindungi lingkungan, karena amonium nitrat ini memanfaatkan ekses produksi amonia di PKT.

“Pada pengembangan produksi amonium nitrat, ekses produksi amonia PKT akan dialihfungsikan menjadi bahan baku untuk memproduksi amonium nitrat di pabrik ini," katanya.

Menggunakan bahan baku dari Pupuk Kaltim, pabrik ini menghasilkan amonium nitrat produksi dalam negeri dengan TKDN lebih dari 93,55%.

Dengan menerapkan praktik ekonomi sirkular, BUMN memiliki kesempatan besar untuk mengoptimalkan potensi dari gas alam yang tidak terbarukan menjadi sumber daya yang bernilai tambah.

"Penerapan praktik ekonomi sirkular ini akan membantu pemanfaatan sumber daya yang tidak terbarukan secara lebih efisien serta memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan dan ekonomi,” jelas Rahmad.

Saat beroperasi penuh, pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 75.000 metrik ton amonium nitrat dan 60.000 metrik ton asam nitrat per tahun.

Dengan jumlah kapasitas tersebut, pabrik ini diharapkan dapat memenuhi sebagian total kebutuhan amonium nitrat dalam negeri yang diperkirakan mencapai 580.000 ton pada 2024.

Dengan demikian, pabrik ini dapat mengurangi kebutuhan impor amonium nitrat nasional, dari sebelumnya 21% menjadi 8% atau sama dengan menghemat devisa negara sampai dengan US$52,5 juta per tahun.

Selain sebagai bahan baku peledak, amonium nitrat juga merupakan salah satu bahan baku pupuk, khususnya NPK berbasis nitrat. Amonium nitrat juga digunakan sebagai bahan baku farmasi.



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :