JAKARTA, BELASTING—Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga Mei 2023 sejumlah Rp260,5 triliun atau porsinya mencapai 59% dari target APBN 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan PNBP Januari-Mei 2023 tumbuh sebesar 16,2% secara tahunan (year on year/yoy). Adapun PNBP periode yang sama di 2022 sejumlah Rp224,2 triliun.

“Realisasi PNBP masih mengalami kenaikan cukup sehat 16,2% year on year, mencapai Rp260,5 triliun,” ujarnya dalam APBN Kita, dikutip Sabtu (1/7/2023).

Selanjutnya, Sri Mulyani memerinci 5 komponen PNBP. Pertama, PNBP SDA Migas terealisasi Rp51,1 triliun. Angka itu tumbuh negatif 18,8% yoy dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp62,9 triliun.

Dia menerangkan realisasi PNBP SDA migas mengalami penurunan karena adanya penurunan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP), serta lifting minyak dan gas bumi.

Kedua, PNBP SDA Nonmigas terealisasi sejumlah Rp68,7 triliun atau tumbuh sebesar 116,9% yoy. Menkeu menjelaskan peningkatan itu disokong oleh implementasi Peraturan Pemerintah (PP) 26/2022.

Ketiga, pendapatan Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND) terkumpul Rp41,7 triliun atau tumbuh 66,1% yoy. Realisasi PNBP KND pada Mei 2023 utamanya berasal dari setoran dividen BUMN perbankan.

Keempat, PNBP Lainnya terkumpul Rp69,6 triliun. Angka itu terkontraksi tipis 1,1% dibandingkan tahun lalu. Setoran PNBP Lainnya turun tipis karena adanya penurunan penjualan hasil tambang dan pendapatan beberapa K/L yang didominasi tahun anggaran yang lalu dan denda.

Kelima, pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) terkumpul sejumlah Rp29,5 triliun. PNBP BLU kontraksi 13,5% dibandingkan Mei 2022 yang terkumpul Rp34,1 triliun. Menkeu mengatakan penurunan PNBP BLU disebabkan turunnya pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit.