APBN 2023

PNBP Semester I/2023 Terkumpul Rp302,1 Triliun, Masih Tumbuh 5,5%

Kinerja setoran nonpajak masih tumbuh tipis tahun ini

By | Selasa, 11 Juli 2023 11:13 WIB

ilustrasi (foto: istimewa)
ilustrasi (foto: istimewa)

JAKARTA, BELASTING—Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkaan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada semester I/2023 sejumlah Rp302,1 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi PNBP tumbuh sebesar 5,5% secara tahunan (year on year/yoy). Penopang utama PNBP Januari-Juni 2023 adalah SDA non migas.

Adapun setoran PNBP SDA non migas sejumlah terkumpul Rp78,3 triliun. Sementara itu, pendapatan dari SDA migas pada semester I/2023 terealisasi Rp60,1 triliun atau anjlok sebesar 19,9% yoy.




“Dari sisi PNBP kita masih mendapatkan berita positif [tumbuh 5,5%], meskipun trennya kita waspadai. Salah satunya SDA migas kontraksi sangat dalam 19,9%,” ujar Sri Mulyani dalam Raker bersama Badan Anggaran DPR RI, Senin (10/7/2023).

Sri Mulyani pun memerinci tiap pos pendapatan PNBP. Pertama, PNBP SDA migas terealisasi Rp60,1 triliun, yang terdiri dari setoran minyak bumi sejumlah Rp50,3 triliun dan gas bumi Rp9,8 triliun.

Menkeu menjelaskan setoran PNBP SDA migas kontraksi karena harga minyak mentah (Indonesia crude price/ICP) turun 27,8% pada semester I/2023. Dari US$104,1/barel pada 2022, menjadi US$75,2/barel pada 2023. Selain itu, lifting gas juga turun 0,1% menjadi 960 ribu barel setara minyak per hari.



Kedua, PNBP SDA non migas sejumlah Rp78,3 triliun. Itu mencakup setoran minerba Rp74,7 triliun, dan non minerba seperti kehutanan, perikanan dan panas bumi senilai Rp3,6 triliun. Hal itu disebabkan harga batu bara dan emas masih tumbuh positif, meski harga nikel dan tembaga mengalami penurunan.

Ketiga, PNBP kekayaan negara yang dipisahkan (KND) pada semester I/2023 terkumpul Rp42,4 triliun. Setoran tersebut naik 19,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sejumlah Rp35,5 triliun.

Keempat, PNBP Lainnya terealisasi Rp83 triliun. Itu terdiri dari PNBP Kementerian/Lembaga senilai Rp58,9 triliun, dan penjualan hasil tambang dan DMO senilai Rp24,1 triliun. Setoran PNBP Lainnya juga mengalami penurunan sebesar 5,5% yoy.

Hal itu disebabkan karena ada pendapatan yang tidak berulang, sertaa penerimaan dari penjualan hasil tambang (PHT) dan penerimaan domestic market obligation (DMO) semester I/2023 relatif lebih rendah.

Kelima, PNBP badan layanan umum (BLU) terealisasi Rp38,4 triliun. Itu terdiri dari penerimaan BLU sawit senilai Rp14,5 triliun dan BLU non sawit senilai Rp23,9 triliun. Setoran PNBP dari BLU juga anjlok, yakni turun sebesar 19,8% karena pendapatan BLU sawit turun seiring dengan harga sawit yang turun tajam.

“Pendapatan BLU lebih rendah, terutama disebabkan turunnya pendapatan pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit, sejalan dengan harga CPO yang tidak setinggi tahun lalu,” tutur Sri Mulyani.



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :