Terobosan Agribisnis

Dua Tim Mahasiswa Juarai Business Case Competition 2023

Tim LetsGo dari ITB dan Tim Buzzer Beater mewakili Universitas Indonesia.

By | Senin, 28 Agustus 2023 11:19 WIB

Tim LetsGo dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengusung inovasi Migunani. - Foto PKT
Tim LetsGo dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengusung inovasi Migunani. - Foto PKT

Belasting, JAKARTA -  Tim LetsGo dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Tim Buzzer Beater yang mewakili Universitas Indonesia (UI), masing-masing dari kategori S1 dan S2, berhasil memenangkan PKT GAMA Business Case Competition (BCC), Sabtu (26/8/2023).

Business Case Competition (BCC) diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) yang bersinergi dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM). 

Babak final pada Sabtu (26/8/2023) di Kampus UGM Yogyakarta ini diikuti oleh 5 tim untuk masing-masing kategori S1 dan S2, dan merupakan tahap yang kedua setelah babak pertama pada 29 Juli 2023 di Kampus UGM Jakarta. 




Tim LetsGo ITB mengusung inovasi Migunani merebut Juara 1 untuk kelompok S-1. Adapun Buzzer Beater dari UI yang membawa program Perintis memenangkan Juara 1 untuk kelompok S-2.

Inovasi Migunani dimulai dengan menjamin sumber energi hijau melalui pembakaran limbah yang mampu menjadi energi terbarukan hingga inovasi sistem digitalisasi biomass trade-in system yang berfokus pada penguatan pasokan biomassa nasional.

Migunani juga melakukan pemantauan dan pencatatan digital yang mampu menghubungkan PKT, distributor, dan petani dalam satu sistem yang terintegrasi (blockchain integration).



Inovasi Migunani dinilai dapat membantu mengurangi environmental, social, and governance (ESG) risk rating hingga di bawah 21,3 (rendah) dan memperoleh banyak manfaat.

Adapun pada kategori S2, tim Buzzer Beater dari UI memenangkan juara pertama dengan inovasi pada program Perintis, yakni strategi invetasi ESG yang tepat sasaran sebagai solusi untuk menciptakan ESG premium dalam rangka optimalisasi evaluasi.

Perintis yang merupakan program pertanian presisi terintegrasi yang telah dikembangkan oleh PKT, yaitu Makmur untuk semakin optimal dalam memberdayakan para petani melalui penggunaan sistem digitalisasi yaitu Agro Plus. 

Sistem ini mengedukasi petani terkait dosis penggunaan pupuk yang tepat dan seimbang. Dalam sistem yang sama, para petani juga dapat menjual hasil panennya kepada PKT, hingga PKT dapat memberikan insentif kepada para petani yang berhasil melakukan sustainable farming atau pertanian yang berkelanjutan.

Secara keseluruhan, kompetisi ini diikuti oleh 249 tim dari berbagai universitas di Indonesia. Sebanyak 183 tim berasal dari strata S1 dan 66 tim dari S2. Setelah melalui beberapa tahap seleksi yang kompetitif, peserta di babak final ini kembali diuji kemampuannya untuk berpikir kritis dalam memetakan isu-isu keberlanjutan terkini di bidang agrobisnis. 

Persoalan tersebut kemudian harus dianalisis secara sistematis oleh para peserta dengan tidak hanya berorientasi pada pencapaian target produksi dan distribusi semata, tetapi juga turut memperhitungkan faktor keberlanjutan lingkungan hidup melalui penerapan prinsip-prinsip ESG. 

Selain itu, karakteristik utama yang juga tidak boleh ketinggalan dalam ide-ide oleh peserta ini adalah kepraktisan dalam penerapannya pada kasus-kasus riil.

SEVP Business Support PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) mengungkapkan urgensi pola pikir yang berorientasi pada lingkungan hidup di kalangan generasi muda, dan pentingnya  kesadaran pelestarian lingkungan hidup tertanam sejak dini di kalangan calon pemimpin industri masa depan. 

“Semuanya kembali lagi pada tujuan eksistensi industri itu, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Untuk mencapai itu, tidak hanya profit yang harus diperhatikan, tetapi juga dampak baik bagi lingkungan sekitarnya." 

Untuk itulah melalui ajang BCC, PKT mendorong generasi muda menyelaraskan ide bahwa selalu ada jalan untuk mencapai target industri tanpa harus mengorbankan kelestarian lingkungan.

Edwin Hidayat Abdullah, Ketua Bidang Kerja Sama PP KAFEGAMA, yang juga salah satu juri di babak final BCC, mengungkapkan apresiasinya terhadap kemampuan generasi muda untuk meneruskan kepemimpinan bangsa. 

“Saya berharap, ajang-ajang kompetisi seperti BCC yang diselenggarakan oleh KAFEGAMA bersama PKT dan FEB UGM ini dapat menjadi inspirator sekaligus penjaring talenta muda Indonesia. Dengan pengembangan talenta muda yang optimal, akan tumbuh kesempatan bagi peningkatan nilai ekonomi dan sosial, menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujar Edwin.

BCC 2023 merupakan ajang kedua kalinya setelah BCC pertama pada 2022. Dengan tema Agribusiness Sustainability through ESG Development, ajang ini menargetkan mahasiswa S1 dan S2 dari berbagai universitas di seluruh Indonesia untuk menerapkan wawasan yang telah diperoleh di bangku akademik dalam persoalan dunia nyata sektor agribisnis. 

Tidak semata-mata untuk mendapatkan hadiah sebagai pemenang, ajang ini juga dapat berperan sebagai media bagi mahasiswa untuk semakin memperkaya pengalaman mereka yang nantinya juga dapat berguna untuk meniti karier.



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :