BIOADITIF BBM

Minyak Atsiri Turunkan Emisi Gas Buang Mesin Cetus Api

Produk bioaditif BBM itu berbahan organik minyak atsiri yang 100% dibudidayakan petani lokal.

By | Selasa, 12 September 2023 12:52 WIB

Mesin diesel banyak digunakan oleh untuk genset alat berat, dan kendaraan bermotor. - Foto Kemendagri.
Mesin diesel banyak digunakan oleh untuk genset alat berat, dan kendaraan bermotor. - Foto Kemendagri.

BELASTING, Jakarta -- Penggunaan bioaditif bahan bakar minyak (BBM) berbasis minyak atsiri dinilai berhasil menekan emisi gas buang kendaraan bermesin cetus api, sekaligus berkontribusi mengerem laju polusi.

Hal tersebut didasarkan pada hasil pengujian produk bioaditif BBM minyak atsiri oleh laboratorium pengujian (Trakindo, Petrolab dan LEMIGAS) masing-masing untuk alat berat, mesin diesel statis (genset) dan kendaraan bermotor diesel.

Hasil uji menunjukkan bahwa penggunaan bioaditif mampu menurunkan emisi karbon (COx) hingga 83,78%, emisi nitrogen (NOx) hingga 85,22%, kadar pengotor partikel (4 micron, 6 micron, dan 10 micron) hingga 80 – 85%, dan penurunan kadar air (moisture) pada bahan bakar hingga 10,52%.




“Penggunaan bioaditif BBM hanya sebanyak 1 per mil (1/1.000) bagian dari volume BBM dengan cara diteteskan ke dalam tangki bahan bakar tanpa proses atau peralatan blending khusus,” kata Ketua Perkumpulan Bioaditif Berbasis Minyak Atsiri Indonesia (PBBMAI) Raeti, Senin (11/9/2023).

Menurut Raeti, produk bioaditif BBM itu berasal dari bahan organik minyak atsiri yang 100% dibudidayakan oleh petani lokal, dan diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi.

Produk bioaditif BBM minyak atsiri sejatinya telah dikembangkan sejak tahun 1990-an dan telah dijual secara business to business sejak 2006 untuk sektor industri, pertambangan, dan sektor komersial lainnya dengan kinerja yang baik.



Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan bioaditif berfungsi untuk menyempurnakan pembakaran BBM di dalam ruang bakar mesin sehingga dapat mengurangi emisi gas buang dengan menstabilkan kepadatan (density) dan memperbaiki atomisasi bahan bakar.

"Sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna, lebih bersih, efisien, dan mengurangi konsumsi BBM," katanya di Jakarta, Senin (11/9/2023).

Dirjen Industri Agro menegaskan pihaknya telah memfasilitasi penyusunan standar mutu produk bioaditif melalui SNI Nomor 8744:2019 Bioaditif berbasis minyak atsiri untuk bahan bakar motor diesel.

“Ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa produk bioaditif berbasis minyak atsiri memenuhi standar mutu dan kompatibilitas sesuai yang ditetapkan,” terangnya.

Putu menambahkan bahwa produk aditif BBM bukanlah hal baru. Beberapa negara seperti Jerman, Amerika, dan Australia telah mengembangkan produk aditif BBM berbasis petroleum. Indonesia sangat potensial untuk mengembangkan aditif BBM berbasis bahan baku organik dengan harga yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable).



KOMENTAR

Silahkan berikan komentar dengan baik

Tulis Komentar Anda :